AKTUALBORNEO.COM – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kaltim Hj Norbaiti Isran Noor menghadiri rangkaian kegiatan di Balikpapan, Kamis (5/11). Bertempat di Golden Tulip istri Gubernur Kaltim ini menjadi narasumber pada kegiatan Pelatihan Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) melalui Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Acara dibuka Kepala Disperindagkop dan UKM Provinsi Kaltim selaku Ketua Harian Dekranasda Kaltim HM Yadi Robyan Noor, dan dihadiri Plt Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Kota Balikpapan M Yusuf L dan Ketua Dekranasda Kota Balikpapan, Arita Rizal Effendi.
Kegiatan dihadiri 25 IKM dengan berbagai kreativitas yang mengangkat bahan dan kearifan lokal seperti bordir, makanan ringan, tas, kerajinan batik, tumpar dan IKM pembuat plakat.
Ketua Panitia Kepala Bidang Industri Disperindagkop dan UKM Provinsi Kaltim H Erwinsyah dalam sambutannya mengatakan tujuan pelatihan ini adalah memberikan motivasi, dan meningkatkan kesadaran hukum atau HKI bagi pelaku usaha dan masyarakat. Sementara itu Yadi Robyan Noor mengatakan jumlah IKM yang ada di Provinsi Kaltim pada Triwulan ke kedua, sebanyak 13.921 IKM.
Sehubungan dengan itu, Hj Norbaiti dalam paparannya mengharapkan agar IKM Kaltim terus berkarya dan bisa menembus pasar Nasional bahkan di luar Negeri. “Sesuai fungsi dan perannya, Dekranasda siap melayani IKM agar bisa maju dan berkembang pesat dalam memberikan hasil bagi negara. Tanpa disadari IKM menopang perekonomian di masa pandemi ini,” katanya.
Di penutup materinya, Hj Norbaiti berharap lambang Dekranasda yang menggambarkan dua tangan memegang bintang, semoga terwujud dengan menjadikan bintang-bintang baru dari kalangan IKM yang hadir pada pelatihan tersebut.
Setelah itu, Hj Noorbaiti melaksanakan kunjungan ke sentra batik Shaho yang berada di Batu Ampar. “Ini kunjungan ketiga setelah Berau dan Kukar, cita-cita saya melihat pengusaha kecil ke seluruh Kabupaten Kota,” ujarnya.
Dia mengakui tidak mudah bertahan di masa pandemi, apalagi disebutkan omset Batik Shaho turun dratis 50 persen. Namun dia mengajak mengambil hikmah dari setiap kejadian dan bersyukur karena masih bisa bertahan.
Batik Shoho merupakan pendiri batik pertama di Balikpapan, dimulai tahun 1998, pada waktu itu bahkan banyak dikunjungi orang-orang luar negeri dari perusahaan Total dan Chevron, bahkan mereka belajar membatik di sentra batik yang namanya diambil dari nama insial pemilik dan anak-anak mereka, Supranoto-Hariyati-Ardi-Hendri-Oki atau disingkat Shaho. (in/ri/humasprovkaltim).