AKTUALBORNEO.COM–Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) mempersilakan anggotanya untuk menjalankan kebijakan produksi di luar imbauan pemangkasan produksi.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan, pihaknya mendorong perusahaan batu bara untuk memangkas produksi. Namun jika pada praktiknya ada perusahaan yang ingin menaikkan produksi, maka hal tersebut merupakan kebijakan internal perusahaan dan tidak bisa diintervensi oleh asosiasi.
Pasalnya, setiap perusahaan pertambangan batu bara mempunyai strategi yang berbeda-beda dalam menjalankan bisnisnya. Bagi perusahaan yang memiliki porsi penjualan dengan jumlah banyak, maka kontrak jangka panjang harus tetap dipenuhi.
“Ada juga yang menaikkan produksi untuk maintain customer di tengah kondisi persaingan yang semakin ketat. Sebagai asosiasi itu sikap kami, adapun di lapangan itu kebijakan perusahaan,” kata Hendra kepada Katadata.co.id, Jumat (24/7).
Sebelumnya, APBI mendorong pemangkasan produksi untuk menjaga harga batu bara di tengah kondisi pasokan yang berlebih atau oversupply.
APBI memandang, pandemi virus corona atau Covid-19 telah menyebabkan permintaan akan komoditas batu bara merosot. Alhasil, pasokan mengalami oversupply, yang menyebabkan harga komoditas batu bara ikut anjlok.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut ada 32 perusahaan pertambangan yang mengajukan perubahaan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun ini. Sebanyak 30 perusahaan di antaranya, mengajukan kenaikkan target produksi batu bara.
Sedangkan, dua perusahaan lainnya berencana mengurangi target produksi. Meski begitu, Kementerian ESDM tak menjelaskan secara detail perusahaan yang mengajukan RKAB.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif, mengatakan perusahaan pertambangan tersebut baru mengajukan perubahan RKAB seminggu yang lalu.
“Belum final, belum ada surat resmi, sehingga saya tidak tahu persis nama-nama perusahaannya. Apakah itu dikabulkan atau tidak,” ujar Irwandy beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Irwandy mengatakan, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengimbau agar supply-demand tetap terjaga. Sehingga harga batu bara tidak semakin anjlok.
“Pak Menteri tekankan jangan sampai harga batu bara anjlok lebih parah. Bagaimana jaga supply-demand tidak ganggu harga,” ujarnya.(katadata)