AktualBorneo.Com-Di era medsos(media sosial) dan digitalisasi sekarang ini,seseorang bisa diasosiasikan pada sebuah lingkaran peristiwa sosial atau peristiwa emosional.Apapun tanpa orang itu secara sengaja ingin berada didalam lomingkar peristiwa tersebut atau bahkan punya perasaan emosional terhadapnya.
Budiman Sudjatmiko merupakan salah satu penggiat media sosial yang bila dapat dikategorikan dari kesekian penggiat lainnya,dia menjadi salah satu penggiat aktif,dan mungkin hampir disetiap hari memperbaharui status medsosnya.
Medsos juga bisa dijadikan sarana bagi para pecundang sosial untuk jadi pemenang digital.Tetapi medsos juga bisa demokratis pada pemenang,karena media sosial digunakan untuk melipat gandakan glory kemenangannya. Tetapi tak ada pemenang yang melakukan ini tanpa dibully karena yang kalah selalu lebih banyak,karena dimedsos jumlah adalah kunci.
Budiman Sudjatmiko yang merupakan salah politisi PDI Perjuangan memberikan solusi alternatif untuk menghadapi dan berargumen di medsos.
Jadi bagaimana menghadapi bully di medsos?
Menurut Budiman Sudjatmiko,Ada dua hal yang harus dilakukan dalam menghadapinya.
“Cuekkin semua atau pilih salah satu tokoh pembully dan layani dia dalam twitwar, jika kau yakin bisa berargumen rasional dan dangkal sekaligus, layani.Rasional aja kau kepental.Tetapi jika kau bisa juga dangkal, dia yang kepental” tulisnya.
Lanjutnya”Tunjukkan pada tokoh pembully itu bahwa kamu bisa sedangkal dia dimedsos. Eh,,, tetapi itu tergantung positioning-mu sih”
“Jika kamu punya cita-cita lebih besar dari sekedar eksis di medsos, hindari. Tetapi dua atau tiga kali sedangkal mereka dan nggak ada salahnya,mereka bisa kapok juga”tulisnya.
Budiman Sudjatmiko berpendapat bahwa tips tersebut baiknya cuma diperuntukkan bagi orang-orang yang tak keberatan dicap dangkal dimedsos.Lagi Budiman menambahkan berdasarkan pengamatannya orang yang sesekali dangkal dan ngehek di medsos namun sering juga bisa berargumen cerdas,oleh karena itu kita bisa dapat banyak teman dari dua kalangan yakni pembaca dan pembacot sekaligus.
“Saya punya prinsip, kebenaran yang tak bisa membela dirinya sendiri itu menyedihkan, dan sing waras jangan ngalah, jika mengalah maka dunia akan dikuasai orang-orang gila,
lakukan itu di alam sosial dan digital”tulis Aktivis Reformasi 98,yang kini menjabat sebagai Komisaris di PTPN V.(dps/AB)
Sumber : Halaman Akun Twiter Budiman Sudjatmiko