AKTUALBORNEO.COM – Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim mengelar pelatihan musik tradisional yakni gambus dan sape.
Pelatihan itu digelar selama tiga hari mulai dari Sabtu (25/11/2023) hingga Senin (27/11/2023).
Kegiatan ini diikuti sekitar 50 peserta yang berasal dari seniman musik, kelompok musik paguyuban, komunitas hingga masyarakat pecinta musik di Kutim.
Adapun tujuan kegiatan tersebut untuk melestarikan musik warisan nenek moyang ini tidak lekang oleh waktu dan bisa dilanjutkan oleh para generasi muda yang tidak hanya mengenal musik era modern.
Kegiatan pelatihan itu dibuka langsung oleh Kepala Dispar Kutim Nurullah didampingi Kabid Pemasaran Wisata Dispar Kutim Yunita Ronting dan Kabid Ekraf Ahmad Rifani.
Pada kegiatan itu pula, Dispar turut menghadirkan narasumber dari pemusik gambus asal Sangatta Sayid Abdillah dan dua pemain musik sape yakni Anyeq Lian dari Tenggarong serta pemain sape muda Daniel Febrian asal Mahakam Ulu (Mahulu) yang kini menetap di Sangatta.
Kepala Dispar Kutim Nurullah mengatakan jika kegiatan ini berdasarkan amanah UU Ekraf, dimana pemerintah wajib hadir dalam mengembangkan, membina dan melatih para insan Ekraf.
“Salah satunya di musik, dan hari ini Dispar Kutim fokus dalam pelatihan musik tradisional yakni gambus (alat musik yang berasal dari timur tengah yang kini dikembangkan menjadi kesenian Melayu Kutai) dan sape (alat musik Dayak) yang setiap ada event musik budaya selalu ditampilkan,” Katanya.
“Jadi golnya, Dispar ingin musik tradisional di Kutim dapat tumbuh dan memang harus ada pembinaan agar musik ini tidak punah, makanya Dispar menggelar pelatihan ini,” sambungnya.
Nurullah menambahkan, hasil dari pelatihan ini tentunya dapat melahirkan seniman berbakat dan terampil di genre musik tradisional.
“Kita tahu ya panggung-panggung besar di event musik hingga budaya tidak lepas dari pertunjukkan musik. Nah, dari pelatihan ini bisa membawa mereka ke panggung tersebut untuk bisa berkarya menampilkan keterampilan bermain musik tradisional karena semua masyarakat intinya semuanya menyukai musik,” ujarnya.
Menurutnya, seniman musik tradisional di Kutim sedikit dan hanya hitungan jari. Dan yang eksis hanya yang kaum tua.
“Nah, dari pelatihan ini kita mendorong seniman muda bisa unjuk gigi mempunyai keterampilan bermain musik tradisional,” urainya.
Untuk itu dirinya meminta para peserta serius dalam mengikuti pelatihan musik tradisional ini.
“Pastinya ilmu yang didapat sangat bermanfaat untuk bisa ditularkan ke para remaja,” katanya.
“Saya harap teman-teman bisa bantu pengembangan serta pelestarian musik tradisional di Kutim besar dan tentunya ini menjadi kebanggaan sektor Ekraf di Kutim,” harapnya. (Adv/Zr)