AKTUALBORNEO.COM — Seni budaya suku Kenyah sangat halus dan menarik, sehingga ragam seni hias banyak dipakai pada bangunan-bangunan di tanah borneo. Termasuk di Kabupaten Kutai Timur, tidak hanya terdiri dari seni ukiran tetapi tarian dan juga cara hidup itulah yang membuat eksistensi Suku Dayak Kenyah tetap bertahan ditengah kemajuan zaman.
Suku Dayak Kenyah yang terletak di Dusun Meratak atau yang lebih dikenal dengan Desa Tepian Budaya, Kecamatan Bengalon, Kutim, Kaltim ini masih sama dengan Suku Dayak Kenyah yang tersebar di Kalimantan. Demikian dengan pemilihan warna, rata-rata suku dayak dominan memilih warna merah, hitam, kuning dan putih.
Warna-warna tersebut diadaptasi dari burung enggang. Dari warna inilah ukiran-ukiran kayu ulin yang menghiasi Lamin Adat. Burung enggang merupakan hewan yang disakralkan oleh Suku Dayak.
Masyarakat Dayak Kenyah Dusun Meratak dengan tangan terbuka menyambut para wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat budaya mereka. Berbagai hasil kerajinan yang bisa dijadikan souvenir dijajakan di depan Lamin Adat Pabeka Kimet, sebagai kenang-kenangan.
“Apabila ada tamu agung yang bertandang kesini, biasanya kami berikan sajian tarian khas dari kami, yaitu tarian Datun Julut atau tarian selamat datang, kemudian disambut dengan kegiatan lainnya, semua kita pusatkan dilamin, dan melibatkan semua warga yang ada disini,” ucap Hendrikus Ketua kesenian Desa Tepian Budaya.
Dulunya lamin adalah tempat tinggal bersama, yang kini berubah fungsi sebagai wadah pertunjukan kesenian dan kerajinan tangan khas Suku Dayak Kenyah.(S/*i)