AKTUALBORNEO.COM – Senin, (13/3/2023), High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Timur (Kaltim) dihadiri kepala daerah se Kaltim. Kegiatan tersebut buka langsung oleh Wakil Gubernur (Wagub) Hadi Mulyadi di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim. Dari Pemkab Kutim turut hadir Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang didampingi Kabag Ekonomi Vita Nurhasanah.
Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi membuka kegiatan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Timur (Kaltim) yang dihadiri oleh Kepala Daerah se-Kaltim di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Senin, 13/03/2023.
Kepala Daerah Kutai Timur (Kutim) diwakili dan dihadiri oleh Wakil Bupati Kutim yang didampingi oleh Kabag Ekonomi Setkab Kutim Vita Nurhasanah.
Wagub Kaltim Hadi Mulyadi mengucapkan terima kasihnya kepada kepala daerah dan stakeholder yang hadir dalam rangka untuk memperkuat koordinasi kebijakan, dalam upaya menjaga stabilitas perekonomian, serta mendorong momentum pemulihan ekonomi daerah.
“Setiap tahunnya pasti akan ada inflasi,” tuturnya.
Untuk itu, dia meminta semua kepala daerah dan stakeholder untuk dapat mengantisipasi jika ada kenaikan beberapa bahan kebutuhan pokok jelang puasa ramadhan.
“Oleh karena itu, saya minta antisipatif berkaitan dengan data permintaan dan suplay dari dan luar Kaltim. Untuk diketahui sebagian besar komoditi holtikultura di Kaltim didatangkan dari luar Kaltim. Alhamdulillah, sudah beberapa kali mengadakan kerjasama dengan Sulawesi dan Jawa, berjalan dengan baik. Dapat tertata serta terpantau, untuk mengetahui kebutuhan dan kekurangan beberapa bahan kebutuhan pokok untuk Kaltim,” ungkapnya.
Selanjutnya kata Wagub Kaltim, kegiatan tersebut juga dilaksanakan sebagai mitigasi permintaan pasar menjelang Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Sebelumnya, Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni menyebut, Indek Harga Konsumen (IHK) Kaltim tercatat inflasi di tahun 2023 0,54 persen (mtm) atau 5,36 persen (yoy), adapun penyumbang inflasi yaitu, didominasi oleh komoditas pangan termasuk konsumsi non pangan lainnya.
Sri Wahyuni menambahkan, dalam menghadapi perayaan hari besar keagamaan nasional bulan ramadhan, ada beberapa strategi yang dilakukan menjadi perhatian bersama. Pertama stabilisasi posokan dan harga pangan kabupaten/kota se Kaltim, kedua Sidak terhadap pasar dan distributor, ketiga peran Perusda perlu di optimalkan terkait penyediaan pasokan dengan harga terjangkau.
Sementara Wabup Kutim Kasmidi Bulang di kesempatan itu melaporkan, bahwa Kabupaten Kutim sampai dengan saat ini dalam menghadapi infalasi daerah serta dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, untuk Kutim masih terkendali.
“Alhamdulillah saat ini dalam menghadapi inflasi daerah serta dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri. Meskipun ada beberapa kenaikan harga seperti daerah lainnya di Kaltim, namun Kutim masih terkendali,” ucap Kasmidi Bulang.
Dilaporkannya ada beberapa kenaikan harga bahan pokok diantaranya cabe rawit dari harga Rp. 60.317 per kilo gram (Kg) di bulan februari bulan ke empat naik menjadi Rp. 67.857 per Kg. Sementara untuk cabe besar dari Rp. 34.476 per Kg naik menjadi Rp. 41.951 per Kg.
“Dari kenaikan beberapa bahan pokok, ada juga yang turun. Yaitu bawang merah, bawang merah dari harga Rp. 47.788 per Kg di bulan februari minggu ke empat, sementara di bulan maret di minggu pertama turun menjadi Rp. 41.476 per Kg. Untuk bahan pokok yang selebihnya sampai dengan saat inu masih normal,” ungkap Wabup Kutim.
Lebih lanjut Kasmidi Bulang, menyampaikan berkaitan dengan keluhan yang dihadapi kabupaten/kota lain di Kaltim berkaitan dengan masalah antrian BBM, diharapkannya Pertamina untuk atensinya atau perhatiannya.
“Dalam menghadapi bulan suci ramadhan, saya berharap kepada Pertamina untuk atensi dan perhatiannya terhadap beberapa antrian BBM yang masih dikeluhkan beberapa kabupaten/kota di Kaltim,” harapnya.
Diluar itu, kata Kasmidi bahwa kegiatan dalam menghadapi infalsi berkaitan dengan ramadhan dan idul fitri, Kutim selalu menggelar pasar murah. Namun yang menjadi kendala adalah jumlah pasokannya bahan pokok tersebut.
“Tahun lalu Kutim menganggarkan anggaran yang besar untuk kegiatan pasar murah, namun karena stok bahannya yang kurang maka anggaran yang terserap tidak maksimal. Untuk itu kami berharap Pemerintah Provinsi Kaltim dapat membantu terkait ketersediaan bahan pokok yang dibutuhkan menjelah Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini,” harapnya.
Hadiri High Level Meeting TPID se Kaltim, Wabup sebut Inflasi di Kutim Masih Bisa Dikendalikan