AKTUALBORNEO.COM – Pembangunan jembatan kayu di lokasi TMMD Kaliorang, Kutai Timur (Kutim), Kaltim tampaknya sudah sudah bisa difungsikan. Minggu, (26/7/2020) kemarin, jembatan penghubung yang mengabadikan nama Serda Didik Haryanto itu diuji coba dengan kendaraan alat berat.
Dandim 0909 Sangatta, Letkol Pabate menjelaskan, jembatan penghubung Desa Bangun Jaya dan Bukit Harapan di Kecamatan Kaliorang sudah rampung dikerjakan.
Jembatan hasil prgoram TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke–108 Komando Distrik Militer (Kodim) 0909 Sangatta bersama masyarakat ini memilik panjang 30 meter dan lebar 4 meter.
“Kemarin alat berat aja lewat, apalagi motor maupun mobil,” ujar Dandim Pabate, Senin (27/4/2020).
Program TMMD TNI Angkatan Darat yang ke-108 mengangkat tema TMMD Pengabdian Untuk Negeri di wilayah Kodim 0909 Sangatta. Disanping jembatandan kayu panjang 30 meter dan lebar 5 meter, dalam TMMD kali ini juga ada pembukaan jalan sepanjang 2,3 kilometer, pembangunan rumah ibadah (musholla) dan merehab rumah warga yang kurang mampu.
Selain itu, ada juga program membagikan bantuan 200 paket sembako bagi warga miskin yang terdampak covid -19 di Kecamatan Kaliorang.
Untuk pembangunan jalan dan jembatan kayu ini dijelaskan sebagai usulan masyarakat dalam Program TMMD Kodim 0909 Sangatta, yang menjadi harapan warga sejak 30 tahu silam. Jalan ini bisa mempersingkat waktu dan jarak dari Desa Bukit Harapan menuju Desa Bangun Jaya.
Sebelumnya masyarakat harus memutar jauh untuk menuju ke Desa Bangun Jaya, Ibu Kota Kecamatan Kaliorang.
Dandim dalam hal ini mengatakan bahwa jalan penghubung antara dua desa di pelosok Kecamatan Kaliorang ini sebagai wujud untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam memudahkan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan di tengah wabah covid -19.
Diharapkan dengan program TMMD TNI Angkatan Darat kali ini dengan membangun jalan baru buat masyarakat pertumbuhan ekonomi semakin meningkat sehingga warga makin sejahtera.
Serda Didik Haryanto merupakan salah satu satgas TMMD Kaliorang. Namun, sebelum pengerjaan jembatan penghubung tersebut rampung, ia terlebih dahulu dipanggil Sang Khalik. Untuk itu, dalam rangka mengenang perjuangannya, jembatan tersebut disepakati dan diberi nama Jembatan “Serda Didik Haryanto”.