AKTUALBORNEO.COM – Meskipun dalam keadaan ancaman pandemi COVID-19, kelompok pertanian Maju Bersama binaan Desa Sepaso Timur Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berhasil menerapkan pertanian padi sawah.
Juga tak lepas dari binaan Dinas Pertanian Kutim beserta penyuluh pertanian lapangan (PPL) setempat. Dengan demikian petani tetap menjaga kemandirian pangan untuk mendukung lumbung pangan wilayah Bengalon khususnya.
Sekitar lima hari yang lalu, kelompok tani Maju Bersama yang terdiri dari tujuh orang telah melakukan panen raya padi sawah, sebanyak 50 ton beras dari luasan lahan 10 hektare persegi.
Lalu tepat pada hari Senin, (7/9/2020) Kepala Desa Sepaso Timur, Agus Susanto menggelar acara syukuran panen padi sawah dan sarasehan. Acara ini dihadiri oleh Sekertaris Daerah (Sekda) Irawansyah, Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Sugiono, Sekertaris Camat Bengalon, unsur muspika, Kepala Desa sekitar, RT setempat, dan kelompok tani dari berbagai desa.
Sekda, Irawansyah yang hadir dalam acara tersebut sangat mengapresiasi keberhasilan kepala desa yang berhasil mempertahankan ketahanan pangan dimasa pandemi.
“Ini luar biasa, meskipun COVID-19 masih enggan berlalu, namun kepala desa bersama kelompok taninya mampu mempertahankan ketahanan pangan untuk desanya. semoga perusahaan terus membantu perkembangan pertanian di desa ini,” pungkas Irawansyah.
Irawansyah pun berharap agar lahan yang sudah dijadikan pertanian padi sawah, holtikultura atau sebagainya agar tidak beralih fungsi ke perkebunan sawit. Ia menegaskan Kutim masih sangat membutuhkan petani terutama padi.
“Di Kutim masih banyak membutuhkan pertanian utamanya beras, karena 50 persen kita datangkan dari luar, perikanan juga sama, pertanian harus tetap ditingkatkan, Pemda pun akan terus mendukung para petani, jangan sampai lahan yang ada beralih ke persawitan, karet juga bagus jika ingin dikembangkan karena itu untuk campuran aspal,” tandasnya.
Kepala Desa Sepaso Timur, Agus Susanto mengatakan perkembangan pertanian padi sawah merupakan yang pertama kalinya dikembangkan di Desa Sepaso Timur.
“Pemekaran sejak tahun 2003, baru kali ini lah kelihatan berasnya dari desa ini, pelan-pelan kita akan terus bersinergi dengan segala pihak untuk mengembangkan pertanian di desa kita,” ungkapnya.
Disinggung perihal bantuan dari pihak ketiga kepada para petani, Agus menjelaskan selama ia menjabat bantuan CSR yang ia rasakan dari seratus persen baru seperempatnya.
“Selama saya menjabat ya baru seperempat nya lah kita rasakan bantuan mereka, seperti racun dan kapur, dan lagi tidak semudah itu juga CSR diturunkan, ada aturan-aturan dari mereka. Harap kita pihak ketiga mau membuka mata untuk membantu para petani agar sejahtera diberdayakan,” ujarnya.
Selain leading sektor pertanian, Agus juga akan mengembangkan sektor pariwisata yang terletak di dusun enam daerah mattirowalie.
“Rencana kita akan kembangkan disana, sudah kita bangunkan pendoponya, pengerasan jalan juga, namun apa daya, pendoponya amblas, tapi kita sudah koordinasikan kepada pihak ketiga semoga segera direspon dan pariwisata segera berkembang disana,” jelasnya. (Vitri/ab)