“Sulap Sampah Jadi Berkah, Pelaku Usaha Masa Kini Kian Inovatif”
AKTUALBORNEO.COM – Perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh faktor ekonominya. Untuk menjaga roda ekonomi agar tetap berputar, peran pelaku usaha secara makro ato mikro dari segala sektor sangat diperlukan.
Salah satunya daur ulang, proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah.
Bahriah (42) warga Kota Sangatta ini memiliki ide kreatif dan inovatif mengubah limbah sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomis.
Ia bersama kelompok ibu-ibu lainnya bekerja sama menciptakan hasil karya yang bermanfaat. Sampah-sampah plastik diubah menjadi dompet dan tas, sampul rapot, juga berbagai bentuk lainnya.
“Dimata sebagian orang ini adalah sampah yang tak berguna, namun bagi kami ini adalah berkah. Kita daur ulang sedemikian rupa hingga jadilah barang yang bermanfaat lagi dapat digunakan untuk membawa makanan atau barang belanjaan,” terang Bahriah.
Dalam proses pembuatan pun berbeda-beda, dari kelompok ibu-ibu ini ada bagian yang mencuci bahan baku, memotong atau membentuk pola, hingga menjahit.
“Dalam waktu dua jam bisa dapat tiga tas perorang, ada yang tugasnya menggungnting, ada yang menjahit, ada mencuci, dan ada yang mengumpulkan sampah,” pungkasnya.
Sampah-sampah itu dibeli dengan harga Rp. 2.500 per kilogramnya (Per KG) Untuk bagian mencuci Rp. 5.000 per KG, sementara untuk jasa jahitnya Rp. 15.000. Untuk harga tas dan dompet pun bervariasi tergantung ukurannya.
Ia pun memberdayakan anak didiknya untuk mengumpulkan sampah dan bagi setiap anak akan diberikan rekening. Tujuannya agar anak-anak belajar menabung dari hasil yang mereka kumpulkan.
“Ada Bank Sampah namanya, disitu anak-anak kita ajarkan untuk menukarkan sampah plastik menjadi uang. Setiap anak mengumpulkan sampah dari rumah masing-masing yang dibawa kesekolah. Nantinya pada tahun ajaran baru anak-anak itu akan diberikan souvenir sebagai kenang-kenangan,” tandasnya.
Sementara, untuk bahan plastik yang digunakan yakni, bungkus plastik detergen (Sabun cuci cair), kemasan minyak goreng literan, pewangi pakaian, hingga spanduk bekas.
Terunik, hasil dari karya daur ulangnya tersebut pernah memenangkan lomba peragaan busana di Bali pada tahun 2018 lalu.
“Pernah hasil karya kami menang disalah satu ajang peragaan busana di Bali, dulu kita jadi juaranya dengan hadiah Rp. 10 juta. Padahal modalnya hanya Rp. 300 ribu saja,” tutupnya. (Vitri/ab).