KUTIM, AKTUALBORNEO.COM,- Dua perguruan tinggi di Kutai Timur (Kutim), yakni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sangatta dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), segera dilebur menjadi satu universitas baru. Proses penggabungan yang telah berlangsung selama satu tahun terakhir kini memasuki tahap akhir.
Ketua Tim Percepatan Penggabungan Yayasan, Sudirman Latif menyebut langkah ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah.
“Pengembangan SDM menjadi kata kunci untuk mencapai visi daerah menjadikan Kutai Timur sebagai daerah yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing,” ujarnya, Senin (27/10/2025).
Ia menjelaskan, tim percepatan telah melakukan sejumlah langkah penting, mulai dari koordinasi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Tinggi, hingga studi banding ke sejumlah perguruan tinggi di Banjarmasin.
“Kami ingin memastikan bahwa proses penggabungan ini tidak hanya memenuhi aspek administratif, tapi juga memperhatikan kualitas dan kelayakan lembaga,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sudirman menyebut bahwa untuk menjadi universitas, lembaga pendidikan tidak bisa hanya mengandalkan jurusan berbasis keagamaan. Karena itu, tim tengah menyiapkan pembukaan dua program studi baru di luar rumpun agama, yakni Manajemen Pariwisata dan Bisnis Digital, sebagai bagian dari pemenuhan syarat pembentukan universitas.
“Soal fasilitas, baik STAI maupun STIPER sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai,” ujarnya.
Meski nantinya kampus tetap beroperasi di dua lokasi, Sudirman memastikan hal itu tidak menjadi hambatan, karena status kelembagaannya akan disatukan.
Selain memenuhi kebutuhan pendidikan lokal, penggabungan dua perguruan tinggi ini juga diharapkan dapat menarik minat mahasiswa dari luar daerah dan memperluas daya jangkau pendidikan tinggi di Kutai Timur.
“Kami berharap penggabungan ini segera terwujud agar akses pendidikan tinggi yang berkualitas hadir di daerah sendiri,” tutupnya.
 
			
 
                                







