AKTUALBORNEO.COM – Dinas Pertanian (Distan) Kutai Timur (Kutim) Dyah Ratnaningrum menyatakan, berdasarkan data hasil survei Distan hingga tahun 2017, luas lahan sawah yang di kabupaten Kutim mencapai 8.716 hektare.
Namun demikian, kata Dyah, jumlah sawah produktif saat ini hanya berkisar 3.213 hektare.
“Terdiri dari sawah irigasi teknis, seluas 1.274 hektare dan sawah irigasi non-teknis seluas 1.929 hektare,” jelas Dyah, Selasa (2/11/2021).
Meski ditengah pandemi Covid-19, Distan Kutim dituntut untuk lebih giat dalam meningkatkan produksi pertanian. Pasalnya, konsumsi beras masyarakat Kutim disebutkan sebesar 114 kilogram per kapita per tahun. Jumlah tersebut jika di kalkulasikan dengan jumlah penduduk Kutim, maka kebutuhan beras mencapai 49.285 ton per tahun atau setara dengan 78.554 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Dyah mengatakan, Kutim memerlukaan sawah produktif sebesar 8.728 hektare. “Adapun lahan sawah kita saat ini, rata-rata menghasilkan 4.5 ton per hektare dalam sekali panen. Dalam 1 tahun bisa 2 kali panen,” jelasnya.
Langkah intensifikasi dilakukan agar lahan yang tersedia dapat meningkat produksinya, sambung Dyah. Upaya yang dilakukan, dengan pemanfaatan teknologi pertanian, dukungan bibit, pupuk serta peralatan pertanian.
“Salah satunya, kita akan memaksimalkan petugas lapangan guna memberikan pendampingan kepada para petani kita, agar hasil pertanian mereka bisa lebih meningkat,” ungkapnya.
Selanjutnya, dengan cara rehabilitasi dan pemulihan lahan yang telah rusak agar dapat ditanami kembali. Maka dari itu, kata Dyah, pihaknya akan segera mengintensifkan pemanfaatan bendungan yang ada di tiga Kecamatan di Kutim yang belum maksimal untuk pertanian. (Red).