AKTUALBORNEO – Pemprov Kaltim di bawah kepemimpinan Gubernur Dr H Isran Noor dan Wakil Gubernur H Hadi Mulyadi berkomitmen untuk mewujudkan kedaulatan energi di Benua Etam. Salah satunya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat desa di bidang ketenagalistrikan. Khususnya di desa-desa yang masuk dalam daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T).
“Selain wilayahnya cukup luas, kondisi geografis Kaltim ini sangat berbeda dengan provinsi lain di Indonesia, sehingga banyak desa-desa yang tidak terjangkau oleh aliran listrik dari PLN,” kata Gubernur Isran Noor belum lama ini.
Untuk itu, melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan program Pengembangan dan Pemanfaatan Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT), untuk tahun 2020 ini dilaksanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat Off Grid di beberapa desa di Kaltim.
Sebelumnya, Gubernur Isran Noor telah meresmikan pengoperasian PLTS Terpusat Off Grid 24 Kilo Watt Peak (KWP) di Desa Rantau Buta, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser pada 2 Agustus 2020. PLTS tersebut melayani sekitar 51 pelanggan termasuk fasilitas umum dan penerangan jalan umum (PJU).
Direncanakan pada awal September 2020, menyusul akan diresmikannya dua PLTS Terpusat Off Grid di Kecamatan Sandaran, Kutai Timur, tepatnya di Desa Sandaran dengan daya 65,34 KWP dan Dusun Labuan Mili (28 KWP). Satu PLTS melayani sekitar 136 pelanggan di Desa Sandaran dan PLTS lainnya melayani 52 pelanggan di Dusun Labuan Mili.
“Dengan adanya listrik di desa-desa, masyarakat bisa mengakses informasi di luar seluas-luasnya melalui televisi, terutama di waktu malam hari ketika sedang beristirahat. Demikian juga anak-anak dapat belajar di waktu malam dengan penerangan yang memadai,” pungkas Isran Noor. (her/sul/humasprov kaltim).