Optimalisasi Dana CSR di Kutim sebagai Sumber Pendanaan Pembangunan Daerah

AKTUALBORNEO.COM – Terbatasnya dana yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah untuk pembangunan menuntut adanya terobosan yang inovatif dalam penyediaan alternatif sumber pendanaan. Salah satunya adalah dana tanggung jawab sosial perusahaan/Corporate Social Responsibility (CSR).

Meski potensi penggunaan dana CSR sebagai sumber penerimaan daerah cukup besar, namun pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari dana CSR yang tidak dikelola baik berpotensi menimbulkan penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan yang bermuara pada tidak tercapainya tujuan penyaluran dana CSR oleh perusahaan kepada pemerintah daerah.

Untuk itu Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman-Kasmidi Bulang dalam berbagai kesempatan di Musrenbang tingkat kecamatan menekankan kolaborasi atau sinergitas pelaskanaan APBD dengan CSR dalam wadah rencana pembangunan daerah.

Sebut saja Musrenbang Kecamatan Kaubun yang digelar di Desa Bumi Etam, Selasa (23/3/2021) lalu, Kasmidi dalam kesempatan tersebut mengulik hubungan APBD dengan CSR.

Dikatakannya, Musrenbang sebagai kegiatan penting dan merupakan kewajiban sebelum menyusun program mulai dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Namun diluar dari itu, perusahaan juga akan membuat suatu program yang namanya program CSR.

“Untuk program CSR harus bersinergi, sehingga tidak ada lagi program CSR yang diluar dari kebutuhan yang sangat-sangat wajib atau bersekala prioritas,” ujar Kasmidi.

Dengan demikian, lanjut Kasmidi, nanti pihak yang bersangkutan duduk bersama melihat dari ususlan-usulan dari setiap desa.

“Nanti kita duduk bersama membahas apa yang bagus untus desa itu,” ujarnya.

Berkiatan dengan hal ini, Anggota DPRD Kutim, Agusriansyah Ridwan juga turut memberikan dukungan.

“Terkait yang disampaikan bapak Wakil Bupati tadi Bapak H. kasmidi Bulang selaku ketua forum CSR (MSH-CSR), saya sangat berterima kasih atas ketegasannya hari ini pak,” ujar Agusriansyah.

Agusriansyah juga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi perusahaan yang tidak serius mendukung kolaborasi program CSR dengan APBD. Sebab, menurutnya, dana APBD Kutim tahun ini tidak memungkinkan bisa merealisasikan semua usulan-usulan dari masyarakat.

“Saya sangat mensupport, perusahaan yang tidak sungguh-sungguh menjalankan program CSR nya dan tidak ada kepeduliannya terhadap pemerintah yang ada di wilayah nya untuk dievaluasi ulang aja pak keberadaannya,” tegasnya.

Politisi PKS ini menilai selama ini tidak ada keseriusan perusahaan untuk berkontribusi dan berintegrasi dengan pemerintah desa terkait aspirasi yang muncul dari masyarakat.

“Seakan akan mereka datang tanpa permisi dan berbuat semaunya saja di Kabupaten Kutai Timur!,” tutur Agsuriansyah. (RN-Red).

Pos terkait