Pemkab Kutai Timur (Kutim) berencana memusatkan isolasi mandiri (Isoman) warga Kutim di Asrama SMUN 2 Sangatta Utara. Pemusatan tersebut dilakukan agar mudah mengotrol, melakukan perawatan dan edukasi bagi warga yang tengah menjalani isoman.
Aktualborneo.com – Sudah sepekan lebih Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 dan lanjutannya di Kutai Timur (Kutim), pemerintah dari berbagai sektor pun terus melakukan pemantauan dan evaluasi terkait dengan pelaksanaan kebijakan tersebut. Terutama dalam menekan laju penyeberan Covid-19 di masyarakat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim melalui R Irawan PA, S.T, selaku Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi menerangkan, Kutim termasuk angka tertinggi kematian pasien Covid-19 akhir – akhir ini sesuai dengan data yang ada. Untuk itu, diharapkan secara bersama agar Covid-19 ini cepat menurun dan berlalu serta keadaan kembali normal.
Tim Satgas Covid 19, kata dia, juga tetap selalu menghimbau masyarakat tetap patuhi dan taati Protokol Kesehatan ( Prokes ) dengan menerapkan 5M ( Memakai Masker, Mencuci Tangan Dengan Sabun dan Air Mengalir ), Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, Mengurangi Mobilitas ) untuk mencegah, mengurangi dan memutus mata rantai penyebaran Covid 19.
Untuk Petugas Penyekatan, diharapkan, tetap semangat dan selalu menjaga kesehatan serta dalam menghadapi masyarakat di titik penyekatan tetap humanis, sopan santun dan senyum sapa dilapangan dalam menjalankan tugasnya.
Dia menjelaskan, Rapat Evaluasi Kesembilan PPKM Level 4 pada 6 Agustus 2021 dipimpin Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman didampingi Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang, Plh Sekretaris Daerah, Suroto, dan dihadiri oleh Forkopimda dan lainnya membahas berbagai hal terkait upaya mitigasi pandemi tersebut. Rapat digelar secara langsung (tatap muka) serta beberapa perwakilan perusahaan swasta lainnya megikutinya secara Virtual.
Dikatakannya, secara garis besar dalam rapat itu, Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit Kadungga Sangatta melaporan kejadian terkini mengenai perkembangan Covid-19 dan kendala-kendalanya.
“Jadi, Penyampaian dalam Rapat, Kalau untuk Tabung Oksigen sampai dengan sekarang masih tercukupi tetapi kedepannya perlu ada penambahan kesiapan antisipasi lonjakan pasien Covid 19,” terang R Irawan.
Kemudian, lanjutnya, untuk penambahan ruangan rawat pasien Covid-19. Disampaikan ke seluruh rumah sakit yang ada untuk menambahkan kapasitas ruangan dengan mengubah 40% ruangan rawat rumah aakit dalam persiapan antisipasi kelonjakan pasien Covid 19.
“Lalu, Tim Satgas menyampaikan agar tempat Isolasi Mandiri (Isoman) dapat terpusatkan untuk memudahkan pemantauan dan perawatan masyarakat Isoman serta mencegah penyebaran baru Covid-19 melalui klaster Isoman karena banyak kasus terjadi Isoman meninggal karena belum maksimal terpantau dan dicek,” tutur R Irawan.
Menurut dia, lokasi pusat isoman direncanakan dan akan disurvei di Asrama SMUN 2 Sangatta Utara. Jika ruangan sekolah tersebut mampu menampung sekitar 240 orang, maka akan mudah dipantau dan melakukan perwatan bagi masyarakat yang Isoman.
“Masyarakat Isoman seharusnya di rumah, bagaimana jika keluar dari rumah dan berbaur dengan masyarakat yang akan menimbulkan klaster dan menimbulkan penyebaran baru Covid-19 sehingga akan dapat tidak terkontrol,” jelas R Irawan.
R Irawan mengatakan, jika masyarakat Isoman telah terpusatkan, Tim Satgas Penanganan Covid-19 juga dapat mudah mengawasi, dicek dan dirawat sesuai dengan Prokes.
“Mengenai makanannya akan disiapkan dan disuplai melalui Tim yang mengelola dapur umum (dapur rakyat) yang sudah tersedia serta mengenai perawatan dan obat – obatnya melalui tim medis yang ada,” tuturnya. (Lukman/Fitrah/Red).