AKTUALBORNEO.COM – PT Kalimantan Prima Persada (KPP) Jobsite Inde bersama PT Indexim Coalindo (IC) dan PT Unggul Dinamika Utama (UDU) kerjasama dengan UPT Puskesmas dan Polsek Kaliorang mengadakan kegiatan sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat serta Bahaya Narkoba bagi pelajar Kabupaten Kutai Timur (Kutim) di SMP Negeri 3 Kaliorang (3/05/2024).
Materi penyuluhan bahaya narkoba diisi oleh Kanit Reskrim Polsek Kaliorang Darwin, Sedangkan materi sistem reproduksi diisi oleh Kepala UPT Puskesmas Kaliorang Andi Mahdalena dan materi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) diisi oleh Staff UPT Puskesmas Kaliorang Syiva.
Maraknya kasus narkoba belakangan ini, terutama yang mengincar anak-anak di lingkungan sekolah. Untuk menciptakan remaja yang berkualitas perlu mengetahui dampak negatif penyalahgunaan Narkoba sedini mungkin.
Dihadapan siswa SMP Negeri 3 Kaliorang Darwin menegaskan sisi buruk narkoba bagi anak-anak dan sejumlah hal negatif lainnya termasuk sanksi pidana bagi pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkoba.
Jenis narkoba yang di konsumsi pecandu saat ini yaitu Shabu, ekstasi, ganja, kokain dan lain lain.
“Bahaya narkoba begitu sangat besar pengaruhnya, hingga dapat menghancurkan negara, Narkoba ini memiliki dampak yang negatif, salah satunya dapat menurunkan kesadaran, yang berujung pada hilang ingatan dan dapat menimbulkan ketergantungan, selain itu sanksinya pidana juga sangat berat,”tegasnya.
Dirinya mengharapkan kegiatan sosialisasi bahaya narkoba ini dapat menumbuhkan kesadaran pelajar untuk tidak terlibat dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika.
Sedangkan Syiva mengatakan bahwa “Tujuan diadakannya kegiatan Sosialisasi PHBS adalah dalam upaya memberikan pengetahuan serta kesadaran siswa SMP Negeri 3 Kaliorang, khususnya usia remaja dalam sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat, sehingga terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan serta kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan”.
Manfaat PHBS di sekolah merupakan kegiatan pemberdayaan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk melakukan pola hidup sehat, sehingga dapat menciptakan sekolah sehat serta mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan dapat meningkatkan proses belajar mengajar di lingkungan sekolah dengan baik.
Bahwa PHBS itu sangat penting sekali. Salah satu faktor pendukung kemajuan SDM di bidang pendidikan ialah kesehatan pelajar itu sendiri. Mewujudkan kesehatan pelajar yaitu dengan cara menerapkan perilaku PHBS di sekolah. Bila para pelajar menerapkan perilaku PHBS di lingkungan sekolahnya, upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan di sekolah akan terwujud.
“Perilaku hidup bersih dan sehat yang bisa dilakukan di sekolah itu sangat sederhana sekali, salah satunya adalah mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan”,jelasnya.
Syiva menjelaskan, Seluruh siswa yang hadir saat itu diajak untuk mempraktekkan bagaimana mencuci tangan yang benar dengan 6 langkah.
Selain cuci tangan, penerapan PHBS di sekolah dapat berupa aktivitas sehat seperti mengkonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, memberantas jentik nyamuk, olahraga yang teratur, tidak merokok di lingkungan sekolah dan membuang sampah pada tempatnya. Indikator PHBS di sekolah ini harus diterapkan seluruh jajaran akademik, mulai dari guru hingga pelajar demi terwujudnya sekolah yang sehat.
Sekolah yang sehat dengan anggota komunitas tingkat sekolah yang berperilaku hidup bersih, dapat mencegah sekolah menjadi titik permulaan atau sumber berbagai penyakit. Marilah membiasakan hidup bersih dan sehat.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati”ucapnya.
Dan Andi Mahdalena menjelaskan kepada siswa SMP Negeri 3 Kaliorang bahwa kesehatan reproduksi remaja, perilaku beresiko tinggi mengenai pubertas, serta pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi akan membantu remaja untuk memiliki informasi yang akurat menyangkut tubuh serta aspek reproduksi dan seksual secara akurat, memiliki nilai-nilai yang positif dalam memandang tubuh serta aspek reproduksi serta memiliki keterampilan untuk melidungi diri dari risiko reproduksi dan kemampuan memperjuangkan hak-hak remaja untuk sehat.
“Tidak hanya masalah reproduksi saja yang harus dipahami remaja, namun seorang remaja perlu megetahui tentang nutrisi gizi yang dibutuhkan tubuh. Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Terutama para remaja yang sering terkena anemia”. Ungkapnya. (*Red).