Rata-rata Sawah di Kutim Hasilkan 4.5 Ton Beras Per Hektare

Kasmidi Bulang saat melakukan penanam padi sawah di Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng pada Selasa (11/8/2020) silam.

AKTUALBORNEO.COM – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), Kasmidi Bulang bersyukur sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) bisa bekerja maksimal menyusun program kerja sesuai dengan visi misi pemerintah daerah. Termasuk Dinas Pertanian (Distan) yang digawangi oleh Dyah Ratnaningrum.

“Kami cukup bangga dan inilah harapan kami semua OPD bisa bekerja dengan maksimal dan menyusun program kerja sesuai dengan visi misi pemerintah,” ujar Kasmidi saat menyaksikan penyerahan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) bagi kelompok tani asal Kecamatan Bengalon di Kantor Distan Kutim, Selasa (2/11/2021).

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Kutim, Dyah Ratnaningrum mengungkapkan bahwa Kutim masih memiliki potensi dalam peningkatan hasil panen padi sebagai upaya memenuhi konsumsi beras masyarakat.

Dikatakannya, konsumsi beras masyarakat Kutim sebesar 114 kilogram per kapita per tahun. Jumlah tersebut jika di kalkulasikan dengan jumlah penduduk Kutim, maka kebutuhan beras mencapai 49.285 ton per tahun atau setara dengan 78.554 ton Gabah Kering Giling (GKG).

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Dyah mengatakan, Kutim memerlukaan sawah produktif sebesar 8.728 hektare. “Adapun lahan sawah kita saat ini, rata-rata menghasilkan 4.5 ton per hektare dalam sekali panen. Dalam 1 tahun bisa 2 kali panen,” jelasnya.

Langkah intensifikasi dilakukan agar lahan yang tersedia dapat meningkat produksinya, sambung Dyah. Upaya yang dilakukan, dengan pemanfaatan teknologi pertanian, dukungan bibit, pupuk serta peralatan pertanian.

“Salah satunya, kita akan memaksimalkan petugas lapangan guna memberikan pendampingan kepada para petani kita, agar hasil pertanian mereka bisa lebih meningkat,” ungkapnya.

Selanjutnya, dengan cara rehabilitasi dan pemulihan lahan yang telah rusak agar dapat ditanami kembali. Maka dari itu, kata Dyah, pihaknya akan segera mengintensifkan pemanfaatan bendungan yang ada di tiga Kecamatan di Kutim yang belum maksimal untuk pertanian. (Red).

Pos terkait