AKTUALBORNEO.COM – Ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Wisuda yang biasanya dilakukan secara tatap muka, namun karena Pandemi COVID-19 belum juga sirna di muka bumi ini, dengan terpaksa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), harus mengambil pilihan, bahwa Wisuda digelar secara online atau dalam jaringan (Daring) untuk pertama kalinya.
Sebanyak 59 wisudawan mengikuti prosesi wisuda melalui via zoom dan live melalui media sosial (Medsos) Facebook STIPER Kutim. Dari 59 lulusan STIPER itu, hanya lima mahasiswa terbaik dari masing-masing program studi dan merupakan lulusan terbaik, yang bisa mengikuti prosesi wisuda secara langsung.
Rapat Senat Terbuka STIPER Kutim, dalam rangka Wisuda Sarjana STIPER Kutim yang ke-XV, yang dihelat di Kantor Pusat STIPER Kutim, yang dipimpin Ketua STIPER Kutim Prof DR Ir Juraemi MSi didampingi Ketua Yayasan Pendidikan Kutim serta para Ketua Program Studi STIPER Kutim, dengan mengikuti Protokol Kesehatan, di Kantor Pusat STIPER Kutim, Selasa, (1/9/2020)
Sekretaris Kabupaten Kutim Drs H Irawansyah M.Si mewakili Plt Bupati Kutim, turut hadir menyaksikan prosesi itu mengatakan, walaupun dilaksanakan wisuda kali ini hanya secara daring, dampak dari Pandemi COVID-19, namun ada juga hikmah yang bisa dipetik. Seperti orang tua atau wali yang tadinya belum pernah mewisuda anaknya, kali ini bisa mewisuda anaknya. Serta bisa dilaksanakan dirumah atau tempat-tempat yang dipilih untuk mengikuti prosesi ini (wisuda).
“Pemkab Kutim sangat mendukungan, keberadaan STIPER Kutim, bahkan sejak berdirinya STIPER maupun STAIS di fasilitasi oleh Pemkab. Walaupun situasi akhir-akhir ini APBD Kutim mengalami penurunan, akibat salah satu Pandemi,” ucap Irawansyah.
Lebih lanjut, Irawansyah dalam kesempatan itu mengatakan, perkembangan STIPER hingga saat ini, sudah sangat luar biasa. Sekarang sudah ada sembilan dosen yang bergelar Doktor. Berarti STIPER, sudah berkembang sesuai dengan yang diharapkan oleh Pemerintah. Disamping itu, sudah banyak lulusan STIPER Kutim yang telah lulus mengabdikan diri kepada masyarakat.
“Inilah harapan Pemerintah mendirikan STIPER ini, agar SDM Kutim tidak kalah bersaing dengan daerah lainnya,” tutur Irawansyah.
Dengan terbatasnya anggaran Pemerintah saat ini, Seskab Irawansyah yang juga selaku Pembina STIPER Kutim meminta agar Yayasan Pendidikan Kutim bisa mencari sumber-sumber pembiayaan lainnya, dalam pengelolaan STIPER agar bisa lebih baik lagi. (hms15/hms3)