Goa Lorong Air, Tempat Pariwisata Tersembunyi di Kecamatan Karangan

AKTUALBORNEO.COM – Sudah bukan hal tabu jika Kecamatan Karangan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki banyak potensi pariwisata yang luar biasa. Daerah pemekaran Sangkulirang ini memang sudah ditakdirkan mempunyai potensi alam kelas dunia karena ke eksotisannya.

Kecamatan Karangan nyaris menyuguhkan ekosistem jajaran pegunungan karst yang didalamnya terdapat goa-goa. Tersembunyi di tengah rimbun lebatnya hutan. Tempat ini jarang dijamah oleh traveler, pasalnya lokasinya hanya diketahui oleh penduduk lokal. Goa Lorong Air namanya.

Disana ada goa yang menjadi kerajaan habitat hewan kelelawar, jumlahnya ribuan bahkan ditemukan sarang burung walet. Belum lagi ketika masuk ke lambung goa banyak ditemukan jajaran stalagmit dan stalaktit, sekaligus ada sungai di dalam goa tersebut. Membuat siapa saja yang bertandang bisa meyalurkan hobi memancingnya.

Menurut pengalaman pemuda asal Sangatta Bejo sapaan akrabnya didampingi pemandu lokal asal Desa Karangan Dalam yaitu Sumardi bersama tim organisasi Pemuda Karangan Pecinta Alam (Pekapela).

“Saya diberitahu Sumardi, jika ada Goa Lorong Air. Goa ini berbeda dengan goa di pegunungan karst di Karangan, seperti sebut saja Goa Mengkuris, Goa Araraya, Goa Rimba, Goa Ampanas dan lainnya,” jelasnya.

Perjalanan dari Sangatta menuju Karangan dengan estimasi waktu tujuh jam perjalanan. Ia disambut oleh Feri dan putra dari Pekapela yang akan bersama-sama berangkat ke Goa Lorong Air. Perjalanan dilanjutkan menuju pintu rimba di Jalan Karangan – Batu Lepoq di Kilometer 19 yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit melintasi jalan tanah.

Perjalanan menuju surga tersembunyi itu memang sangat memacu adrenalin. Namun rasa lelah akan terbayarkan ketika sampai di Goa Lorong Air.

Akses menuju Goa Lorong Air terbilang ekstrem dan jalurnya untuk traveler yang cukup berpengalaman. Sepanjang perjalanan trek didominasi jalur lumpur. Sementara itu yang paling menantang adalah traveler harus siap terjun ke dalam aliran sungai untuk menyeberang.

“Ini satu-satunya akses jalan melintasi jalan sungai sepanjang 30 meter. Arus cukup deras kita gunakan tali webbing untuk melintas,” ujarnya menerangkan.

Setelah menyusuri aliran sungai, selanjutnya menuju lambung Goa Lorong Air untuk nge-camp. Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam ke pos terakhir, sebelum esok summit (puncak). Teriakan orangutan dan kicauan burung enggang sayup-sayup terdengar menghiasi perjalanan.

Bisa dikatakan masih banyak potensi tersembunyi bisa di eskplor. Setelah trekking cukup jauh menembus rimbunnya belantara, traveler harus masuk ke dalam lambung karst yang bentuk vertikal sepanjang 7 meter dengan lubang di tengahnya.

“Kita akan masuk ke situ, jalur itu satu-satunya akses menuju pos terakhir karena tidak ada akses lain. Tetap waspada untuk menaikinya karena licin,” urai Sumardi.

Akhirnya perjalanan sepanjang 6 kilometer dari pintu rimba tiba di pos terakhir Goa Lorong Air untuk ngecamp dan menyalakan api unggun. Ini tempat istirahat di dalam goa, layaknya hotel berbintang versi alam. Tidak kepanasan bahkan kehujanan. Bonusnya bisa memandang atap goa karst yang eksotis sebagai sensasinya.

Di dalam goa ini banyak ditemukan sarang burung walet yang jika diuangkan bisa bernilai ratusan juta. Pemuda yang mempunyai usaha kios burung ini pernah menjaga sarang selama kurang lebih 90 hari jika ditotal bisa sampai tiga bulan. Uniknya goa ini mempunyai sungai yang di dalamnya terdapat ikan hidup sejenis gabus dan sidat. Sungai ini terbentang luas dari hilir goa menuju hulu mengaliri ekosistem sekitarnya.

Uniknya goa ini mempunyai sungai yang di dalamnya terdapat ikan hidup sejenis gabus dan sidat. Sungai ini terbentang luas dari hilir goa menuju hulu mengaliri ekosistem sekitarnya. (Vitri/ab).

Pos terkait