Gunung Merapi Erupsi;Ini Keterangan BPPTKG

AKTUALBORNEO.COM-Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menjelaskan atas terjadinya erupsi gunung merapi siang tadi.

Awan panas guguran terjadi puluhan kali selama periode Rabu (27/1) pukul 00.00 WIB hingga 14.00 WIB. Jarak luncur terjauh mencapai 3.000 meter ke arah hulu Kali Krasak dan Boyong.

“Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 milimeter dan durasi 317,8 detik, tinggi kolom tak teramati karena berkabut, estimasi jarak luncur 3.000 meter ke arah barat daya.

Meski luncuran awan panas Merapi mencapai 3 kilometer, BPPTKG mengatakan masih dalam area bahaya Merapi yakni sejauh 5 kilometer dari puncak.

“Jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya Gunung Merapi, yaitu maksimal 5 kilometer dari puncak. Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik

“Sejumlah lokasi melaporkan hujan abu dengan intensitas tipis seperti di Desa Tamansari, Boyolali dan Boyolali Kota

Hingga saat ini status Merapi di tingkat Siaga (Level III) sejak 5 November 2020. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Sementara itu, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, juga mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

BPPTKG juga merekomendasikan agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB III) untuk dihentikan. Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak.

Demikian keterangan Hanik Humaida Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)yang di rilis detiknews(AB)

Pos terkait