AKTUALBORNEO.COM – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar diboyong oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (3/7/2020). Kader Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu tersandung operasi tangkap tangan (OTT) oleh lembaga antirasuah bersama beberapa orang lainya.
Partai NasDem Kutim pun mengeluarkan pernyataan sikap pasca penetapan tersangka korupsi terhadap Dewan Pertimbamgan Partai Nadem tersebut dari KPK.
Sekretaris DPD Partai NasDem Kutim Arfan, dalam pers rilis Minggu (5/7/2020), mengatakan, kasus yang terjadi membuat mereka prihatin dan sangat berduka.
Meskipun baginya, Ismunandar merupakan sosok yang baik. Namun, secara garis besar, Partai NasDem mendukung dan menghormati penegakan hukum oleh KPK.
Partai Nasdem Kutim sengaja mengumpulkan kader untuk menyampaikan permohonan maaf.
“Kami atas nama pengurus dan kader Partai NasDem Kutai Timur menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kutai Timur,” ujarnya.
Dia menagatakan, DPD Partai NasDem Kutim menyerahkan status keanggotaan dan jabatanya Ismunandar kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem. Sedangkan untuk pencalonan Ismunandar, kata dia, DPD Partai NasDem Kutim akan segera melakukan kordinasi kepada Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan DPP Partai NasDem.
“Untuk menghadapi Pilkada 2020, kami akan segera buat surat kepada DPW dan DPP untuk segera ditindaklanjuti,” tambah Arfan.
Sementara itu, DPP Partai NasDem dalam keterangannya, Sabtu (4/7) kemarin, secara tegas menyampaikan pemecatan Bupati Kutim Ismunandar, dari keanggotaan partai.
Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Ali mengatakan, pemecatan dilakukan setelah KPK menetapkan Ismunandar sebagai tersangka kasus suap terkait pekerjaan infrastruktur di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutim pada 2019-2020.
Kini, NasDem pun mencari sosok baru pengganti Ismunandar untuk diusung sebagai calon di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kutim 2020 mendatang.
“Hari ini dia sudah tersangka [dan] bukan kader NasDem lagi. Kami pecat. Tidak mungkin lagi kami calonkan. Dia jadi tersangka, tidak kemudian membuat NasDem itu tidak ikut dalam pesta demokrasi ini. Kami sedang mendiskusikan kader yang kira-kira diharapkan masyarakat, kemudian kami calonkan di sana,” kata Ali, dikutip dari CNNIndonesia.com.
Ketika ditanya sosok yang akan diusung berasal dari internal NasDem atau partai politik lain, Ali menyatakan bahwa partainya masih mendiskusikan hal tersebut.
Di sisi lain, Ali menyampaikan bahwa NasDem menghormati seluruh proses hukum yang dilakukan oleh KPK dalam kasus dugaan penerimaan suap terkait pekerjaan infrastruktur di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutim pada 2019-2020.
Ali pun menuturkan bahwa NasDem menyesalkan tindakan Ismunandar yang tidak loyal serta taat pada perintah partai.
“Saya sebagai fungsionaris DPP menyesalkan hari ini masih ada kader yang kemudian tidak loyal, tidak taat pada perintah partai, melakukan tindak pidana yang merugikan partai dan dirinya sendiri,” ucap Ali. (ab).