Perilaku Keselamatan Muncul di Safety Talk November

AKTUALBORNEO.COM – Perilaku Keselamatan jadi topik di Safety Talk minggu terakhir November 2022. Bertempat di Halaman Kantor Produksi, Jalan Papa Charlie, Kabo Jaya. Manajer Produksi Fahrul pimpin dialog pada Bagian Produksi PERUMDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur (TTB KT). Nampak hadir Direktur Teknik Galuh B Munanto, Asisten Manajer Perawatan Teknik Daniel Linggi serta Staf Bagian Laboratorium, Perawatan dan Produksi..

Manajer Produksi Fahrul mengatakan tanpa disadari pekerja menganggap biasa tentang perilaku keselamatan. Padahal perilaku kerja yang buruk atau ceroboh dapat berakibat mencederakan diri sendiri, kerusakan material maupun mencelakakan orang lain.

“Kita (perusahaan) sudah siapkan alat pelindung diri (APD). Tapi tidak dipakai dengan alasan ribet, membatasi ruang gerak. Padahal kita sadar alat dapat bermanfaat dan menjaga kita jika terjadi insiden,” sebut mantan Asisten Manajer Aset ini.

Lanjut Fahrul, tidak sedikit perilaku ceroboh juga diakibatkan oleh rutinitas bekerja. Pekerjaan yang sering dilakukan membuat pegawai merasa sudah terbiasa dan mahir. Menjadikan pekerja mengabaikan penggunaan APD.

“Merasa sudah tahu. Karena sudah sering mengerjakan itu, jadi dianggap sepele. Contohnya kayak gerinda. Harusnya pakek sarung tangan dan kaca mata tapi tidak digunakan. Nanti kalau ada serpihan kena mata kan pekerja sendiri yang rugi,” sebutnya.

Seperti diketahui, perilaku keselamatan (safety behavior) adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan seseorang dalam usahanya mematuhi, mendukung, serta berpartisipasi pada aktivitas keselamatan di tempat kerja. Guna menghindari atau mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja.

Menurut Psikologi Keselamatan Kerja UMM Press Yokyakarta, Winarsunu, terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan kerja. Pertama kondisi lingkungan kerja diantaranya lingkungan fisik dimana pekerja yang menggunakan alat kerja atau alat industri. Jenis industri yang membutuhkan persyaratan fisik. Jam kerja hingga tempratur tempat kerja. Kemudian personal dari individu seperti kemampuan kognitif atau yang dikenal dengan kecerdasan berkolerasi, lalu kesehatan fisik, pengalaman kerja dan karakteristik kepribadian.

Di kesempatan yang sama, Direktur Teknik Galuh B Munanto menambahkan, penyebab kecelakaan kerja juga banyak diakibatkan gagalnya menegakkan disiplin kerja. Tidak memahami potensi bahaya. Prosedur labeling tidak memadai, lalu mengabaikan bahaya.
Dirinya juga mengingatkan agar karyawan dapat berterus terang jika terjadi kecelakaan kerja. Hendaknya pekerja segera melaporkan diri. Bukan malah menutupi.

“Jika kena insiden segera melapor, agar jadi bahan evaluasi bersama,” pintanya. (*HumasPERUMDAMTTBKT)

Perilaku Keselamatan Muncul di Safety Talk November

Pos terkait