AKTUALBORNEO.COM – Pandemi COVID-19 memang menyebabkan kesulitan ekonomi yang membelit semua masyarakat Indonesia secara umum. Tak hanya lingkup pemerintahan, swasta namun juga masyarakat biasa dan petani. Di Kutim, Pemkab melalui Dinas Pertanian (Distan) terus konsentrasi melaksanakan program pemulihan ekonomi di sektor pertanian akibat COVID-19. Agar ekonomi petani tetap bertahan dimasa Pandemi COVID-19 ini.
Kepala Distan Kutim Sugiono melalui Kepala Seksi Produksi dan Perlindungan Hortikultura Wayuhi Nor mengatakan, progres program pemulihan ekonomi khususnya sektor hortikultura di awal November telah mencapai 90 persen.
“Karena dimasa pandemi tahapannya juga berbeda, oleh sebab itu kami berkoordinasi sambil identifikasi apa yang dibutuhkan petani. Kita mendesain agar bantuan tidak hanya satu jenis saja. Kami start (mulai) September identifikasinya dalam dua minggu ini progres sudah 90 persen, tinggal 10 persen,” ungkap Wahyudi saat ditemui Pro Kutim.
Dia menjelaskan untuk komoditi cabai, Distan melakukan pengembangan kurang lebih 40 hektare dan tersebar dibeberapa kecamatan. Yakni Kecamatan Teluk Pandan, Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Kaliorang dan Telen. Kemudian, pengembangan tanaman semangka tersebar di Rantau Pulung, Kaubun dan Kaliorang.
“Disamping itu, kita juga kembangkan tanaman tahunan. Karena tanaman tahunan ini jarak tanamnya rata-rata 10×10 meter, maka kita desain agar petani bisa merencanakan ekonomi mereka untuk jangka panjang dan jangka pendek. Dalam artian jangka pendek mereka bisa memanfaatkan sela-sela tanaman itu untuk tanaman lain yang bisa produksi dalam jangka pendek. Dengan harapan untuk ekonomi mereka sehari-hari bisa terpenuhi,” tutur Wahyudi.
Untuk tanaman jangka panjang, kata Wahyudi, ada tiga komoditas yang dikembangkan. Pertama adalah durian yang dikembangkan di Kecamatan Telen seluas 11,5 Ha. Berikutnya kelengkeng dikembangkan di Kecamatan Karangan dengan luasan 12 Ha. Kemudian, alpukat dikembangkan di Kecamatan Sangatta Utara dengan luasan 10 Ha.
“Harapannya pertanian di Kutim bisa bangkit dalam artian bangkit ekonomi petani tetap terjaga. Nilai jual produksi petani bisa ditingkatkan sekaligus sebagai antasipasi di masa pandemi,” ucap Wahyudi.
Sebagaimana diketahui rantai distribusi dari daerah lain banyak terhambat. Untuk itu, Distan mencoba lebih meningkatkan produksi di daerah sendiri. Dengan harapan, ekonomi petani bisa bangkit, ketersediaan pangan juga cukup. Hal ini menjadi terobosan dari Pemkab Kutim melalui Distan, agar pertanian bisa memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri. (hms15/hms3).