Aktualborneo.com – Banyaknya kendaraan plat luar atau plat non KT di Kutai Timur (Kutim), tak hanya mendapat sorotan oleh wakil rakyat. Toni Irawan, salah satu masyarakat atau tokoh pemuda asal Kecamatan Bengalon pun meyorotoi kendaraan yang tidak terjaring pajak daerah tersebut.
Kepada Pemerintah dan DPRD Kutim, serta Kapolres melalui Kasatlantas Polres Kutim, ia menyampaikan aspirasinya.
Dikatakannya, maraknya kendaraan yang masih menggunakan Plat di luar Prov. Kalimantan Timur (Kaltim ), Khususnya Kutim menjadi sorotan baginya untuk segera disikapi dan ditindak dalam hal ini agar memutasi plat kendaraannya menggunakan Plat Kaltim atau Kutim.
“Dengan perubahan Plat luar Kaltim atau Kutim menjadi Plat Kaltim atau Kutim merupakan salah satu investasi dalam hal ini perpajakan untuk meningkatkan Pendapat Asli Daerah ( PAD ),” terang Toni Irawan, Senin (16/8/2021).
Dia berharap, Pemerintah dan DPRD Kutim, Khususnya Kapolres melalui Kasatlantas Polres Kutim segera sikapi dan tindak agar plat kendaraannya menggunakan Plat Kaltim atau Kutim.
“Saya memohon dan menghimbau kepada Perusahaan di Kutai Timur, Khusus di Kec. Bengalon,” tuturnya.
Agar selalu menggunakan Plat Daerah, dalam artian Plat diluar Prov. Kalimantan Timur ( Kaltim ) diharapkan dimutasi dengan menggunakan plat Kutim atau Kaltim. Menurutnya, perubahan plat tersebut salah satu inventasi yang akan masuk ke daerah Kaltim, dalam hal ini perpajakan.
“Agar meningkatkan lagi pembangunan dan pendapatan daerah kaltim, Khususnya di Kutim,” ucapnya.
“Kalau secara Kutim, Saya kurang paham dan tahu, Tetapi untuk Kecamatan Bengalon itu ada kisaran 900 – 1000 unit yang menggunakan plat plat itu, khususnya perusahaan belum lagi orang – orang yang menggunakan kendaraan pribadi di Kecamaran Bengalon,” lanjutnya.
Dikatakannya, tidak ada masalah mengambil barang atau kendaraan dari luar daerah tetapi pada saat masuk di Kaltim, khususnya Kutim wajib memutasi plat tersebut menjadi plat Kaltim atau Kutim untuk meningkat pendapat asli daerah Kaltim atau Kutim.
“Kendaraan plat luar didominasi sangat besar dari perusahaan, contohnya sendiri owner perusahaan tambang batu bara terbesar di Kutim, menggunakan plat luar dari Jakarta, saya kurang tahu bagaimana incomenya kepada mereka tetapi saya berharapnya plat tersebut segera dimutasi ke plat daerah, khususnya plat Kaltim atau Kutim,” jelasnya
“Saya berharap kepada Pemerintah dalam hal ini eksekutif dan legislatif untuk menyetujui dan menindak, terkhusus Kasatlantas menggaungkan hal tersebut atau segera menindaklanjuti apa yang saya sampaikan ini,” tutupnya. (Lukman/Ab).