AktualBorneo.Com-Madu yang dihasilkan oleh Lebah Kelulut (Meliponini) dan Lebah Klanceng (Apis Florea) sudah mulai banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Madu kelulut dipercaya memiliki kelebihan dibanding madu Lebah biasa (Apis) diantaranya, memiliki kadar air yang lebih tinggi, tingkat keasaman yang tinggi, karbohidrat total lebih rendah, dan antioksidan yang lebih tinggi, sama halnya dengan madu Klanceng.
Kelebihan dan keutamaan madu kelulut dan klanceng membuat komoditas madu ini memiliki potensi yang cukup tinggi di pasaran. Warga Sangatta, Kutai Timur (Kutim) membanderol harga per botol 250 ml sebesar 150.000 rupiah.
Seperti halnya, Hj. Nuning Masithoh yang memanfaatkan pekarangan rumahnya di Jl. Dayung, Gang Dayung 1 No. 38 ini untuk membudidayakan lebah jenis kelulut dan klanceng.
“Niatnya budidaya kelulut ini untuk mencoba peluang sebagai alternatif penghasilan mempertimbangkan masa pensiun suami yang tidak lama lagi”, ungkap Nuning saat ditemui di kediamannya pada Senin (19/4/21).
Ia menjelaskan, sejak memulai budidaya lebah kelulut dan klanceng bulan Oktober tahun lalu, ia sudah mulai menjual madu secara mandiri lewat media sosial. Dari total 8 sarang kelulut dan klanceng yang Ia panen, Nuning berhasil mengumpulkan madu sebanyak 20 botol 250 ml. Sementara 2 sarang diantaranya belum bisa dipanen.
“Ini potensinya bagus sekali, soalnya setelah sarang siap panen, maka panennya akan berkelanjutan hanya membutuhkan jarak satu sampai dua minggu untuk dipanen kembali,” pungkas Nuning. (Meri/AB)