AKTUALBORNEO.COM – Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman memimpin Rapat Koordinasi Teknis Bidang Prasarana dan Sarana dalam rangka “Pendataan Komoditi Perkebunan untuk SDT-B (Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya) dan Kelompok Tani Dengan Berbasis Aplikasi.
Rapat Kordinasi itu berlangsung pada Jum’at (3/11/2023) malam, di Hotel Aston Samarinda, sekira pukul 20.35 Waktu Indonesia Tengah (WITA).
Pria yang merupakan mantan pendidik di salah-satu Kecamatan pedalaman di Kutim itu menyadari, potensi besar daerah ini selain sektor pertambangan, tiada lain tiada bukan ialah sektor perkebunan.
Hal itu ditunjukkan dengan perkembangan sektor perkebunan di daerah ini yang terus tumbuh dengan kuat melalui bermacam-macam komoditinya.
“Dapat dikatakan malam ini merupakan kebangkitan kedua, pada sektor perkebunan di Kutim. Setelah pertama di tahun 2001,” katanya.
“Melalui komitmen pertama yang dilakukan Bupati Awang Faroek Ishak, yang disebutkannya dalam sidang paripurna dI DPRD masa itu, kita tidak ingin tergiur dengan tambang batu bara dan minyak yang sekarang menjadi komoditi utama,” sambungnya.
Untuk itu, dirinya mengajak semua pihak mengangkat derajat pertanian dalam arti luas sebagai tema utama, yang sub temanya ialah sektor perkebunan.
Dijelaskan oleh Ardiansyah Sulaiman bahwa hingga masa sekarang, masyarakat bisa menikmati manfaat dari salah-satu komoditi perkebunan yakni kelapa sawit.
“Di masa itu masyarakat di kecamatan diberikan lahan seluas 2-5 hektare untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit,” ujarnya.
“Bukan perihal 5 hektarnya, tetapi semangat masyarakat Kutim untuk mengambil bagian daripada potensi perkebunan sawit yang sekarang sudah bisa dilihat dan dirasakan dampaknya. Artinya selain investasi perusahaan-perusahaan besar lewat Penanaman Modal Asing (PMA) hingga Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Ternyata masyarakat kini telah banyak memiliki area-area perkebunan yang diperkuat SDT-B,” tambahnya.
Sekretaris Dinas Perkebunan Kutim Abd Gani Sukkara didampingi Kabid Prasarana dan Sarana Perkebunan Ii Sumirat, terdapat 1.400 kelompok tani di Kutim yang harus dipilah-pilah.
“Agar didapatkan mana-mana kelompok tani yang benar-benar fokus di bidang perkebunan. Sehingga data di lapangan nyata adanya dan diinput pada aplikasi e-CPCL serta e-Proposal,” jelasnya.
Sehingga terhimpun dan tersimpan data secara digital, untuk setiap kelompok tani maupun perkebunan mandiri. Dengan Tanda Tangan Elektronik (TTE) dalam pembuatan SDT-B maupun surat lainnya.
“Itulah pentingnya melibatkan Kades hingga PPl dalam kegiatan rakornis kali ini, terutama membantu perihal pendataan kelompok tani perkebunan di lapangan. Insya Allah data tersebut tidak akan hilang, membantu Disbun Kutim untuk membina kelompok tani kedepannya,” ungkapnya..
Sementara pihak Disbun mengakui, kalau saat ini terjadi kesulitan membantu petani perkebunan, dalam mengajukan proposal bantuan.
Dengan dasar itulah Bidang Prasarana dan Sarana Disbun Kutim mengadakan pendataan ulang, karena banyak petani yang terjun di perkebunan sawit dan ada pula petani di kecamatan-kecamatan yang masih menggeluti perkebunan kakao.
“Bantuan yang diminta kelompok tani untuk perkebunan kakao, yakni pencegahan penyakit. Sehingga ketika ada persoalan di lapangan terkait hama penyakit akan mudah dilakukan penanganannya,” imbuhnya.
“Kutim juga memiliki potensi pada komoditi perkebunan yakni kopi, itu layak untuk dikembangkan pula kedepannya,” jelasnya menambahkan.
Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Dinas Perkebunan Kaltim Surono, Asisten II Seskab Kutim Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Zubair, Sekretaris Dinas Perkebunan Kutim Abd Gani Sukkara, Kabid Prasarana dan Sarana Perkebunan Sumirat, Camat-camat, Kepala Desa se-Kutim, serta ratusan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan). (Adv/ZR)