Tradisi Mandi Safar Warga Teluk Singkama Akan Digelar Terbatas

Foto ilustrasi

AKTUALBORNEO.COM – Bulan safar akan jatuh pada bulan Oktober mendatang, dan ini menjadi waktu yang ditunggu sebagian besar masyarakat Desa Teluk Singkama Kecamatan Sangatta Selatan.

Bagaimana tidak, mandi safar yang hanya terjadi di bulan safar ini menjadi momen yang dinantikan. Tradisi turun temurun yang dipercaya sebagai penolak bala itu akan digelar secara terbatas.

“Tahun ini tetap dilaksanakan tradisi mandi safar itu namun terbatas, warga dari luar Teluk Sangkima tidak boleh masuk mengingat pandemi Covid-19 masih belum hilang,” ucap Camat Sangatta Selatan Hasdiah saat dihubungi Jumat (10/6).

Selain itu tradisi ini dilakukan di setiap awal bulan Safar dalam penanggalan bulan Islam atau tahun Hijriyah dilaksanakan di Pantai Pasir Putih atau muara pantai yang berhadapan langsung dengan Teluk Singkama.

Ritual itu diawali doa bersama di tepi Pantai Pasir Putih. Kemudian ritual itu dilanjutkan dengan mandi massal.

“Dalam ritual itu, imam dan tokoh adat setempat akan memercikan air menggunakan janur kuning kepada warga lalu dimulailah rangkaian kegiatan lainnya,” pungkasnya.

Selain tradisi mandi safar ada juga tradisi lainnya. Seperti Massorong Walasuji yaitu menghanyutkan sajian makanan yang terbuat dari bambu sebagai persembahan kepada leluhurnya.

Masyarakat di Desa Teluk Singkama meyakini bahwa dengan melaksanakan ritual massorong walasuji segala bencana dan wabah penyakit yang akan menimpa mereka akan hanyut dan hilang terbawa arus air laut.

Tradisi ritual ini juga merupakan ajang silaturahmi antar masyarakat, baik yang bertempat tinggal di Desa Teluk Sangkima maupun di perantauan. (S)

Pos terkait